Picture11

5. Confession (Good Friends) (2014)


"Rather than a stranger, the probability of getting killed by someone close is higher."

Ada yang mengatakan bahwa ketika seseorang yang sangat kita sayangi mengalami sebuah rasa sakit yang teramat dalam, kita juga akan merasakan sakit yang sama besarnya. Itu situasi yang sangat mudah, yang anda lakukan cukup membantunya untuk keluar dari rasa sakit itu. tapi bagaimana jika situasinya lebih rumit, anda punya keterkaitan dengan sumber dari rasa sakit yang ia alami. Film ini menggunakan konsep tadi untuk mencoba menyajikan sebuah kisah tentang kekuatan dari sebuah persahabatan. Confession (Joeun Chingoodeul), an effective typical Korea drama.


Bukan sesuatu yang aneh jika melihat hubungan antara Hyun-tae (Ji Sung), In-chul (Ju Ji-hoon), dan Min-soo (Lee Kwang-soo) tampak seperti sebuah keluarga, karena persahabatan itu telah mereka bangun lebih dari satu setengah dekade yang lalu. Hal tersebut sangat terlihat jelas dari keakraban yang seolah tidak memiliki dinding pembatas layaknya sebuah pertemanan, mereka selalu siap membantu jika ada diantara mereka yang memerlukan bantuan, seperti hal sederhana memberi makan, hingga hal rumit seperti yang dilakukan In-chul dengan menjadi penghubung antara Hyun-tae dan ibunya yang telah dingin sejak pernikahannya yang tidak di restui. 

Sayangnya hubungan yang sangat akrab tadi juga menjadi penyebab muncul sebuah boomerang yang sangat menghancurkan. Karena masalah ekonomi yang memberikan dampak kurang baik pada usaha yang ia miliki, ibu Hyun-tae ingin melakukan sebuah ide gila yang juga memiliki kaitan dengan tempat dimana In-chul bekerja. Tapi keterlibatan In-chul dalam ide tersebut ternyata jauh lebih dalam, dan itu tidak ia lakukan sendirian melainkan bersama Min-soo. Celakanya eksekusi yang mereka lakukan tidak bersih, dan dampak yang mereka hasilkan justru sebaliknya, sangat kotor, bukan hanya melukai mereka berdua tapi juga Hyun-tae yang tidak tahu apapun terkait ide gila tersebut.


Film yang memiliki judul alternative Good Friends ini dapat dikatakan merupakan film drama Korea terbaru yang kehilangan potensinya akibat sebuah bluder kecil yang menghasilkan dampak yang cukup signifikan. Semua yang anda inginkan dari film drama Korea ada disini, dari sinopsis yang sederhana namun mampu menghasilkan sebuah perputaran masalah yang menarik, karakterisasi pada karakter yang juga terbilang efektif dibalik penggunaan waktu yang tidak sedikit di bagian awal, kemudian senjata utama mereka pada permainan emosi yang ditampilkan film ini dalam kuantitas yang cukup tepat serta kualitas yang cukup memikat. Tiga hal tadi belum menghitung cinematography yang secara jumlah memang tidak begitu banyak tapi beberapa sukses menampilkan teknik yang kuat memorable, kepingan terakhir yang melengkapi narasi yang terus bergerak secara terkendali.

Lantas masalahnya apa? Masalahnya adalah dibalik kontrol yang memikat dibanyak elemen film Lee Do-yoon justru kurang berhasil menjadikan cerita yang ia tulis itu memberikan penonton dramatisasi yang meledak. Bukan berarti mengharapkan sesuatu yang menggelegar penuh sensasi yang kemudian akan memacu adrenalin penonton, tapi sesuatu yang mampu membuat penontonnya terjebak jauh lebih dalam bersama masalah dan karakter, membuat penonton merasa perih dan sakit yang mereka dapatkan dari karakter berhasil meraih titik tertinggi, titik puncak. Confession mampu memberikan kita gejolak emosi dari karakter, penyesalan yang secara bertahap semakin memperburuk situasi, terus berada dalam siksaan dan tekanan batin, tapi sayangnya kehadiran mereka terasa terlalu stabil, terlalu tenang, sehingga ketika ia berakhir tidak ada kesan istimewa yang ia tinggalkan.


Tidak istimewa, dan itu cukup disayangkan jika menilik kesan pertama yang ia hadirkan dibagian awal. Hal utama yang terasa paling menarik adalah potensinya untuk mencampur cita rasa noir ketika bercerita, dan rasa penasaran itu semakin besar ketika sebuah kejutan besar itu hadir kita otomatis akan mengerti bahwa ini sebuah character-driven movie. Tidak ada misteri, ibarat sebuah bom waktu kita hanya akan menunggu kapan bom itu akan meledak karena sudah tahu ia pasti akan meledak, dan keputusannya untuk sedikit bergerak lambat di bagian awal terhitung sukses memberikan dampak positif bagi Lee Do-yoon, karena karakter yang ia miliki punya pesona, elemen yang ia olah dengan sangat tepat untuk terus menerus meraih atensi penontonnya tanpa sebuah upaya yang terasa murahan, komposisi yang bijak baik itu pada bagian thriller, drama, hingga isu friendship yang ia bawa.

Itu yang saya suka dari Confession, meskipun ia tampil dalam dinamika yang tergolong terlalu tenang tanpa sebuah rollercoaster yang memikat tapi alur cerita terus konsisten terasa menarik berkat kombinasi antara tiga genre tadi yang bekerja dengan baik. Eksekusi yang diberikan olehLee Do-yoon terasa tepat, dalam artian untuk sekedar menjabarkan apa yang terjadi didalam cerita dengan sensasi yang standard, unsur kejahatan berhasil ia jaga, emosi penonton ia tanpa menggunakan materi yang berlebihan, thrill juga sesekali sukses memecah keheningan, dan yang terpenting isu terkait persahabatan terus bermain-main di pikiran dan perasaan penontonnya. Ya, penjabaran tadi menjadi bukti bahwa sebenarnya tidak ada yang salah pada screenplay yang dimiliki oleh Confession, yang disayangkan hanya tidak hadirnya sensasi yang jauh lebih powerfull untuk menjadikan semua nilai positif tadi terasa istimewa.


Hal yang sama juga dialami divisi akting, mereka terasa kuat tapi tidak berhasil meninggalkan kesan akhir yang sama kuatnya. Kejutan berasal dari Ji Sung yang sejak awal dapat dikatakan menjadi senjata utama film ini dari bagian akting. Karakter yang ia miliki seolah hanya menjadi seorang poacher dalam permainan sepakbola, ia hanya menunggu untuk menyelesaikan apa yang telah dibangun karakter lain, hal yang menyebabkan karakter Hyun-tae terasa underwhelming. Dampak positif dari hal tadi adalah kita punya dua karakter lain yang bersinar. Pertama adalah Min-soo yang diperankan dengan sangat efektif oleh Lee Kwang-soo, waktu tampil yang ia miliki memang minim tapi setiap kehadirannya di layar memberikan dampak yang mumpuni pada cerita. Bintang utamanya justru adalah Ju Ji-hoon, kepanikan yang ia tampilkan menciptakan thrill yang pas, tapi ia juga tidak pernah kehilangan kendali dalam mengekspresikan tekanan yang karakternya miliki. Chemistry diantara tiga aktor juga terbilang manis, terutama pada momen ketika mereka bersama diawal.


Overall, Confession (Good Friends) adalah film yang cukup memuaskan. Merupakan sebuah presentasi yang efektif, cukup terampil terutama pada hal teknis seperti cinematography, dan tergolong bijak dari upaya mengolah kembali isu sederhana terkait persahabatan dengan mencampurnya bersama sentuhan thrill cepat dan melodrama bersama pondasi berupa sebuah masalah kejahatan, tidak memberikan polemik yang rumit dari segi cerita namun membuat penonton merasakan kerumitan itu dari sisi emosi, meskipun sangat disayangkan terasa miskin sensasi yang seharusnya hadir dalam kapasitas jauh lebih baik jika menilik materi yang ia ingin sampaikan. 

4. Hearty Paws/ Heart is… – 마음이 (Ma-eum-i…)
Hearty_Paws
Cast:
Yoo Seung Ho : Chan-Yi
Kim Hyang Gi : So-Yi
Dolli (the dog) : Maeumee
Ahn Kil Kang : Bos gangster
Sinopsis:
Chan-Yi (11), tinggal bersama adik kesayangannya So-Yi (5). Ayahnya telah meninggal, sementara ibunya pergi ke kota dan memulai kehidupannya sendiri tanpa mempedulikan kedua anaknya. Meski hanya tinggal berdua, namun Chan-Yi bertekad membangun masa depannya sendiri dengan adik kesayangannya itu. Hingga suatu hari, di hari ulang tahun So-Yi. Chan-Yi menghadiahkan anak anjing lucu yang diberi nama “Ma-eum” (hearty) yang dicurinya dari rumah keluarga kaya. Seiring berjalannya waktu, hearty tumbuh besar bersama kedua anak itu dengan suasana penuh kasih sayang dan kehangatan seolah kebahagiaan akan senantiasa menghiasi kehidupan ketiganya tanpa akhir. Hingga suatu kecelakaan terjadi, sebuah peristiwa yang membawa pada kehancuran dan membalikkan keadaan mereka.
Kesimpulannya:
Bagi Hachiko lovers (alias pecinta film Hachiko A Dog’s Story). Kalian harus menonton film ini hihihihihi *maksa* :P. Karena kalau saya sendiri berlinang air mata saat menonton Hachiko. Maka saat menonton Hearty Paws ini sampai nyesek.
Saya tidak akan membocorkan terlalu banyak, tapi saya yakin jika anda ingin terapi air mata. Maka film ini salah satunya. Akting Yoo Seung Ho sebagai Chan-Yi tidak mengecewakan saya. Tapi jawaranya adalah So-Yi yang diperankan oleh Kim Hyang Gi serta si anjing pintar nan menawan, Dolli.
Dan berikut cuplikan dialog endingnya.
(Chan-Yi pada Hearty) : “Hearty, if you miss So-Yi. If you miss her so much, you can go to her. Remember all the good times that we three shared. Okay hearty? Yeah promise, stamp and copy it. I love you hearty.”
(So-Yi pada Chan-Yi)“Don’t worry brother. I’ll be fine here with hearty. Take care, brother.”
  Hearty_Paws-001 Hearty_Paws-002
Hearty_Paws-010Hearty_Paws-011Hearty_Paws-014

3. Miracle Of Giving Fool – 바보 (Ba-bo)
babo_poster1
Cast:
Cha Tae Hyun : Sung Ryong
Ha Ji Won : Ji Ho
Park Hee Soon : Sang Soo
Park Grina : Hee Yeong
Park Ha Sun : Ji In
Sinopsis:
Ji-ho adalah seorang pianis yang menjanjikan dan berbakat. Dia belajar dan bermain di luar negeri selama bertahun-tahun. Tapi suatu malam di pertunjukannya, dia punya demam panggung dan tidak pernah pulih. Dalam keputusasaan, Ji-ho datang ke rumahnya di Korea dan bertemu teman sekelasnya nya, Sung Ryong. Sung Ryong terlihat seperti orang bodoh meski itu bukan bawaan lahir. Sung Ryong mengalami kecelakaan waktu kecil dan sekarang saat usianya berada di akhir 20-an tepatnya (27), Sung Ryong memiliki pikiran anak berumur enam tahun. Dia sangat pelupa, tapi dia tidak pernah melupakan cinta pertamanya Ji Ho. Sisi lain dari pikiran bodoh Sung Ryong ditempati oleh keluarga satu-satunya, adiknya, Ji In. Untuk merawatnya, Sung Ryong menjual roti bakar di depan sekolah Ji-In. Tapi Ji In selalu mengabaikan Sung Ryong, bahkan tidak mau mengakuinya sebagai kakak. Kemudian ada Sang Soo, teman lama Sung Ryong yang memahami pikiran bersalah Sung Ryong. Tapi Sang Soo adalah orang yang berkaitan dengan dunia gangster. Ji Ho masih dalam kemerosotan nya, Ji In jatuh sakit dan Sang Soo akan terlibat dalam sengketa berbahaya dengan para gangster. Tapi semua penderitaan mereka secara ajaib diselamatkan oleh Sung Ryong dengan cara tidak biasa ….
Kesimpulannya:
Menonton film ini mengingatkan saya pada cerpen karya Agnes Davonar (My Idiot Brother) yang pernah saya baca di blognya (http://agnesdavonar.gerychocolatos.com) yang sekarang juga sudah tersedia novelnya. Sama-sama menceritakan seorang kakak yang begitu menyayangi adiknya, namun sayangnya sang adik tidak pernah menganggapnya ada sama sekali. Namun bedanya, film Ba-bo ini dibumbui romansa cinta sang kakak, persahabatan sang kakak dengan anggota gangster dan Sung Ryong di film ini diceritakan yatim piatu serta bisa bekerja selayaknya orang normal meskipun hanya dengan menjual roti bakar.
Don’t judge a book from the cover. Itulah istilah yang mungkin sudah sering kita dengar dan pantas diberikan pada film ini. Meski Sung Ryong berbeda dari orang normal, namun hatinya jauh lebih tulus dan bersih. Sung Ryong hanya bisa membuat satu makanan, yaitu roti bakar. Sung Ryong hanya mempunyai satu adik yaitu Ji In. Sung Ryong hanya mempunyai 1 cinta pada 1 wanita, yaitu Ji Ho. Sung Ryong hanya mempunyai 1 sahabat, yaitu Sang Soo dan Sung Ryong hanya bisa menghapal 1 buah lagu, yaitu (Twinkle-Twinkle Little Star). Tapi semua yang hanya satu itulah dijalaninya dengan sepenuh hati dan penuh keyakinan. Sung Ryong tidak pernah berbohong, meski di ending cerita Sung Ryong akan melakukannya demi menyelamatkan Ji In.
Bahwa hidup juga bisa terasa bermakna, walau dipandang dari sudut pandang Sung Ryong yang sederhana.
Banyak hal bermakna yang bisa kita jumpai di film ini. Salah satunya adalah kebiasaan Sung Ryong menatap bintang di bukit. Karena bagi Sung Ryong, bintang-bintang itu adalah orang tuanya yang selalu memperhatikannya dari surga. Begitu pula saat Ji Ho pergi ke luar negri. Sung Ryong juga menganggap Ji Ho salah satu dari bintang-bintang itu yang pada suatu hari akan kembali pulang dan bisa dia temui.
Di atas tempat tidur Sung Ryong, tertempel sebuah tulisan yang sengaja dia tempel agar tidak lupa setiap bangun pagi. Tulisan itu berisi pesan untuk menyiapkan sarapan Ji In, menjaganya tetap hangat, tidak boleh berisik, nanti Ji In bangun :'(. Karena sejak ibunya meninggal (beberapa saat setelah ayahnya meninggal karena menyelamatkan Sung Ryong), Sung Ryong berjanji pada ibunya untuk menjaga adiknya.
Satu lagi, Sung Ryong itu selalu tersenyum :).
Ohiya, kita juga bisa melihat akting Sulli f(x) yang berperan sebagai Ji Ho kecil :D
BaBo-0001BaBo-003
BaBo-004BaBo-007
BaBo-028BaBo-019

2. Wedding Dress – 웨딩드레스 (We-ding-deu-re-seu)
1326700997165551742
Cast:
Song Yoon Ah : Go Eun
Kim Hyang Gi : So Ra
Lee Ki Woo : Ji Hoon
Kim Myung Kuk : Jeong Woon
Kim Ye Ryung : Yeo Woon
Sinopsis:
Go-eun (Song Yoon Ah), adalah seorang designer gaun pengantin, ibu tunggal dan tidak memiliki banyak waktu dalam hidupnya karena didiagnosa kanker lambung. Sebelum berpisah dari putrinya So Ra (Kim Hyang Gi), Go Eun ingin melakukan segala sesuatu yang dia bisa untuk dirinya, termasuk membuat gaun pengantin yang indah untuk So Ra, ketika dewasa nanti. Meskipun begitu, Go Eun tidak ingin So Ra tahu akan kondisinya meski semakin memburuk. So Ra yang pintar akhirnya tahu juga kondisi ibunya dan sama-sama saling menyimpan rahasia tentang itu (berpura-pura tidak tahu), karenanya So Ra juga mencoba memenuhi keinginan ibunya satu persatu, secara rahasia. Sebelum semuanya terlambat.
Kesimpulannya:
Menyambut hari Ibu tanggal 22 Desember kemarin, saya memasukkan film Wedding Dress sebagai salah satu film yang mengharukan karena film ini memang terbukti jitu dalam menguras air mata saya. So Ra awalnya adalah seorang anak yang tidak memiliki teman. Bukan karena dia nakal atau jahat, tapi karena dia terlampau penyendiri dan lebih dewasa dari umurnya. Ini juga karena kesibukan ibunya sebelumnya yang tidak memberikan ruang untuk mereka berdua saling memperhatikan. Selain itu So Ra juga anak yang sangat higienis. Bahkan dia marah besar saat teman baiknya (Gina) meminum minumannya, karena itulah So Ra kecil dijauhi oleh teman-temannya.
Disini, kita melihat Kim Hyang Gi yang telah beranjak remaja, usianya saat itu sekitar 10 tahun. 5 tahun lebih besar dari saat dia bermain di Hearty Paws. Tapi seperti sebelumnya. Akting naturalnya selalu memukau. Perubahan So Ra dari seorang penyendiri menjadi seorang anak yang mempunyai banyak teman juga sangat menarik.
Adegan yang paling membuat terharu salah satunya adalah ketika So Ra tahu penyakit ibunya tapi dia berpura-pura tegar seolah tidak ada apa-apa. Di depan ibunya, senyum So Ra selalu mengembang, namun ketika sudah balik badan dan jauh dari ibunya. So Ra akan menangis menumpahkan kesedihannya. So Ra benar-benar tidak ingin ditinggal pergi oleh ibunya. Dan klimaksnya ada di ending yang menyayat hati :'(. Berikut adalah isi surat di kartu pos yang ditulis So Ra untuk ibunya dan sempat dikirimkan ke radio serta didengarkan oleh ibunya di malam terakhir mereka.
“Dear Mom, i’m so glad to be your daughter.
Sorry, I complained about your bad cooking. And you being too busy to play with me.
But I love you the most in the world.
Mom, are you sick? Mom, i want to be sick instead of you.
Mom, I’ll do the dishes and clean the room. I’ll cook too.
You don’t have to do anything. Can’t you just live with me forever?
Mom, you’re really, really, really the bestest. I love you”
Suara hati Mama So Ra:
“So Ra, you’re a present to me. Am I a present to So Ra? I love you So Ra”
Wedding_Dress-003Wedding_Dress-004Wedding_Dress-005Wedding_Dress-008Wedding_Dress-012Wedding_Dress-018Wedding_Dress-022Wedding_Dress-027Wedding_Dress-023Wedding_Dress-025Wedding_Dress-024Wedding_Dress-033Wedding_Dress-034
Ini soundtracknya dari K.Will (Pond Of Tears)


1. Hello Ghost – 헬로우 고스트 (Hel-lo-woo Go-seu-teu)
1300047963321HelloGhost
Cast:
Cha Tae Hyun : Sang Man
Kang Ye Won : Jung Yun Soo
Lee Mun Su : Hantu kakek tua
Ko Chang Seok : Hantu perokok
Jang Young Nam : Hantu penangis
Cheon Bo Keun : Hantu anak kecil rakus
Sinopsis:
Sang Man adalah seorang pemuda yang kesepian, yatim piatu, dan frustasi dengan kehidupannya. Beberapa kali Sang Man mencoba bunuh diri dari melompat ke jembatan, masuk ke sungai. Sampai minum puluhan pil. Namun masih saja gagal. Dan bunuh diri yang terakhir dilakukannya itu hampir mengantarkannya pada maut. Namun Tuhan sepertinya masih belum membiarkan Sang Man mati. Seperti mendapatkan kesempatan hidup kembali, saat bangun di rumah sakit, Sang Man melihat seorang bapak perokok yang tiba-tiba sudah duduk di samping ranjangnya. Kemudian disusul kemunculan seorang kakek-kakek genit, wanita yang cengeng dan terakhir adalah anak kecil yang sangat berisik dan rakus. Dan ternyata mereka berempat adalah hantu. Semenjak kejadian itu, hidup Sang Man kembali berputar dan terasa makin berat karena kehadiran para hantu yang sering merepotkannya. Kemudian akan tiba saatnya dimana Sang Man jatuh cinta dengan seorang suster di rumah sakit. Sang Man juga sempat menemui paranormal agar bisa mengusir para hantu. Tapi sayangnya tidak semudah itu. Paranormal berpesan agar Sang Man membantu mengabulkan permohonan para hantu yang belum terselesaikan di dunia ketika mereka masih hidup. Petualang pun dimulai di mana Sang Man akan mengalami berbagai kejadian yang akan mengubah hidupnya selamanya.
Kesimpulannya:
Saya menonton film ini karena sebelumnya saya mendengar kabar kalau film ini adalah film terbaik di Korea pada tahun 2010 sekaligus dinobatkan sebagai salah satu film penguras air mata. Saya juga sengaja tidak mau cari referensi dan bertanya-tanya, yang penting langsung cari filmnya saja. 2/3 bagian dari film ini akan membuat kita puas tertawa dengan tingkah laku konyol para hantu serta akting ahjussi Cha Tae Hyun yang memang sangat meyakinkan dan patut dikasihani memerankan Sang Man yang kesepian, ditambah Cha Tae Hyun dituntut memainkan 5 karakter sekaligus (4 hantu, saat dirinya dirasuki dan juga dirinya sendiri). Ya walau jujur ada beberapa bagian yang membuat saya mengantuk karena alur yang terlalu lambat. Namun bersiaplah untuk 15 menit terakhir yang akan membalikkan perasaan anda. Percayalah di 15 menit terakhir itu sanggup memaafkan dan menghapus perasaan kurang puas di beberapa part yang agak membosankan itu. Twist story yang saya acungi 4 jempol!(Bisa-bisanya gitu?). Bahkan film ini di tahun 2014 juga akan dibuat versi Hollywoodnya (semoga nggak gatot remakenya seperti film ahjusi Cha Tae Hyun sebelumnya, My Sassy Girl).
Kembali ke filmnya. Meski Sang Man kesal dengan ulah para hantu yang merepotkan itu, namun di dalam hatinya dia merasa senang karena kehadiran para hantu membuatnya merasakan punya keluarga yang utuh (meskipun keluarga hantu), Sang Man tidak lagi merasa sendirian dan kesepian. Selain itu, Sang Man juga memutuskan untuk membantu keempat hantu melakukan hal-hal yang belum sempat mereka lakukan di masa hidupnya. Dan setiap kejadian yang dilewati Sang Man saat membantu keempat hantu itu, pasti akan diwarnai dengan peristiwa konyol sekaligus juga peristiwa yang dapat membantu masalah orang lain.
Pertama. Sang Man membantu si kakek genit mengembalikan kamera seorang teman lamanya (ternyata cukup rumit juga agar kamera ini bisa dikembalikan, karena kameranya ada di tangan seorang polisi, sampai-sampai Sang Man sempat masuk penjara karena mengacaukan aksi polisi yang sedang melakukan pengintaian). Tapi akhirnya berhasil juga dan Sang Man juga bisa mengenal sosok suster Yun Soo (wanita yang dicintainya yang nantinya diceritakan mempunyai konflik dengan ayah kandungnya yang juga dirawat di rumah sakit).
Kedua. Sang Man membantu hantu si anak kecil rakus dan berisik. Ternyata hantu anak kecil itu ingin menonton film kartun di bioskop, membeli mainan robot-robotan (sejenis gundam), permen ikan yang sangat besar dan panjang (kira-kira 1,5 meter) dan juga makan Jajangmyeon (mi saus pasta kacang kedelai hitam) yang sangat banyak, hingga bermangkok-mangkok. Sialnya, saat itu Sang Man bertemu dengan suster Yun Soo yang sedang menemani pasiennya (seorang anak kecil penderita kanker), bahkan Sang Man sempat dirasuki hantu anak kecil dan si hantu malah memalak permen pada pasien si suster (untungnya suster Yun Soo sedang ke toilet). Sang Man sangat frustasi, tentu dia tidak ingin dianggap gila karena berperilaku aneh. Tapi untungnya sikap Sang Man yang ke kanak-kanakan seperti anak kecil itulah (saat dirasuki) yang membuat anak kecil (pasien penderita kanker) merasa senang karena mempunyai teman baru seperti Sang Man.
Ketiga. Sang Man membantu hantu perokok untuk mendapatkan taksinya kembali. Mengendarainya ke pantai sekaligus berenang di laut. Disini kita juga akan disuguhi berbagai adegan kocak serta penyelesaian masalah lainnya yang terbantu oleh kehadiran Sang Man. Meski awalnya Sang Man marah-marah saat hantu perokok ingin berenang di laut (karena cuaca sedang tidak mendukung alias dingin sekali) dan dengan seenaknya menggunakan tubuhnya. Sang Man sadar kalau sebenarnya dia bahagia. Bahagia karena untuk kali pertamanya Sang Man bisa merasakan air laut dan berenang di dalamnya.
Terakhir, keempat. Sang Man membantu hantu cengeng (seorang ibu-ibu muda). Kali ini tidak terlalu sulit. Hantu itu meminta Sang Man menemaninya berbelanja di pasar serta kemudian memasak makanan untuk dinikmati bersama karena keinginannya adalah memasakkan makanan untuk orang yang dia sayang.
Sebelum itu juga dimunculkan konflik antara suster Yun Soo dan ayahnya dimana si suster tidak bisa memaafkan ayahnya yang dulu tidak ada sewaktu ibunya meninggal. Sampai akhirnya sang ayang meninggal dan arwahnya menemui Sang Man untuk meminta bantuan menyampaikan pesan.
Di malam saat makan bersama, suster Yun Soo tiba-tiba datang ke apartemen Sang Man untuk berterima kasih atas kedatangannya di pemakaman ayahnya. Saat itulah Sang Man mengajaknya makan bersama dan menceritakan pesan arwah ayah si suster sekaligus jujur jika Sang Man bisa melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka. Namun karena emosi yang belum stabil dan belum bisa sepenuhnya memaafkan sang ayah. Suster Yun Soo malah marah dan mengatakan jika apa yang dikatakan Sang Man membuatnya takut dan akhirnya Sang Man ditinggalkan sendirian. Sang Man yang sedih merasa kesal dengan para hantu yang dirasa membuat hubungannya berantakan. Akhirnya dengan emosi, Sang Man mengusir para hantu karena Sang Man juga telah membantu mengabulkan permohonan mereka. Dengan sedih, para hantu menghilang dari hadapan Sang Man dan Sang Man kembali menjalani kehidupannya yang sepi.
Sampai disini saja ceritanya? Tidak. Memasuki bagian ending dan bersiap hati kita akan serasa terbalik dengan air mata yang deras. Kita akan diberi jawaban tentang siapa para hantu itu dan mengapa mereka mengikuti Sang Man sampai ke rumahnya. Eksekusi yang daebak! Jangan tertipu dengan genrenya ‘horror comedy‘. Karena tidak sepenuhnya benar. Karena 15 menit terakhir genre langsung berubah total menjadi mellodrama penuh makna.
Dan tenang saja. Film ini happy ending kok :)
Jadi silahkan menonton :D
Hello_Ghost-005Hello_Ghost-011
Hello_Ghost-006Hello_Ghost-009
Hello_Ghost-012Hello_Ghost-008
Dari kisah Sang Man. Kita diajarkan untuk menghargai hidup dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Benarkah kita memang sendirian di dunia ini? Atau hanya pikiran kita saja yang tidak membiarkan kita membuka mata dan hati kita lebih lebar dan menyadari apa yang ada di sekitar kita.Dan terakhir, bahwa ternyata Sang Man tidak pernah sendirian. Keluarga itu akan selalu ada. Sejauh apapun terpisah dan dalam situasi apapun, mereka selalu ada untuk Sang Man. :)
Berikut MV dari soundtrack Hello Ghost yang dinyanyikan Cha Tae Hyun. Kebayang kan gimana ribetnya hidup Sang Man dengan keempat hantu di sekelilingnya? :D
Cha Tae Hyun – With You